Ini Baru Kiai
Walaikum salam. Eh kang Fadly, silakan masuk, kata kiai umar menjawab salam mas FadlyAda apa kang kok pagi pagi dah kesini? mau izin pulang ya? lanjut kyai Umar bertanya.
Kepareng matur. Sepindah, Silaturohim. Kaping kalih, kulo bade nyuwun pertimbangan Kiai.
Kalih dinten kepungkur, kulo ditawari dateng salah setunggale tokoh masyarakat desa, supaya saya bisa ikut membantu mengelola TK (taman kanak kanak) yang akan segera didirikan, kata Fadly menjelaskan maksud kedatangannya.
Oh. . . Saya kira sampean mau izin pulang.
Untuk masalah masalah seperti itu sebenarnya sampean tidak perlu minta pertimbangan saya. Karena yang tahu sampean secara pasti kan sampean sendiri. Mampu atau tidak, siap atau tidak. Waktunya longgar atau tidak. Terserah sampean. Mungkin saya hanya pesan. Hati hati kalau mengambil keputusan. Jangan ragu ragu bersikap. Sampean harus yakin atas pilihan sampean sendiri. Para ulama fiqh bilang "keyakinan itu tidak dapat dihilangkan dengan keraguan" kata kiai umar.
Yakin itu maksudnya gimana kiai? Tanya fadly.
Ada hadits nabi yang mungkin bisa menjawab pertanyaan sampean itu. Kata beliau
"jika seseorang diantara kalian menemukan sesuatu di dalam perut kemudian sangsi apakah telah keluar sesuatu dari perutnya atau tidak, maka janganlah keluar dari masjid, sampai mendengar suara atau mencium bau."
Artinya keyakinan itu bukan tanpa dasar sama sekali. Keyakinan itu didapat dari alasan alasan dan bukti bukti yang akurat.
Kalau begitu, saya minta doa dan restu kiai pinta fadly.
Saya juga tidak perlu memberi izin, karena ituk hak sampean sepenuhnya. Tegas kiai umar.
Kalau begitu saya pamit. Matur nuwun sanget kiai. Wassalamu'alaikum, kata fadly sambil mencium telapak tangan kiai.
Dalam perjalanan menuju kamar, fadly memuji muji sikap kiainya itu. Ini baru kiai.
Post a Comment